STRATEGI STOP TUBERCULOSA
PENDAHULUAN
Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan kedaruratan global bagi kemanusiaan. Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di masyarakat masih sangat tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang dicapai sejak tahun 2003, diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru TB, dan sekitar 0,5 juta orang meninggal akibat TB di seluruh dunia (WHO, 2009). Selain itu, pengendalian TB mendapat tantangan baru seperti ko-infeksi TB/HIV, TB yang resisten obat dan tantangan lainnya dengan tingkat kompleksitas yang makin tinggi. Dokumen Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2011-2014 ini disusun dengan konsultasi yang intensif dengan para pemangku kepentingan di tingkat nasional dan provinsi serta mengacu pada:
(1) kebijakan pembangunan nasional 2010-2014;
(2) dokumen strategi dan rencana global dan regional; dan
(3) evaluasi perkembangan program TB di Indonesia
Kebijakan pembangunan nasional
Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014
Arah pembangunan nasional periode 2010-2014 tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Dalam RPJMN, misi pemerintah adalah:
- Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera;
- Memperkuat pilar-pilar demokrasi; dan
- Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang.
Misi tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi lima agenda utama pembangunan nasional 2010-2014, meliputi:
- Pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat;
- Perbaikan tata kelola pemerintahan;
- Penegakan pilar demokrasi;
- Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi; dan
- Pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian utama dari misi pemerintah pertama mengenai pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat serta misi kelima untuk mencapai pembangunan kesehatan yang berkeadilan. Lebih lanjut, RPJMN mencantumkan pula empat sasaran pembangunan kesehatan sebagai berikut:
- Menurunnya disparitas status kesehatan dan gizi masyarakat antar wilayah danantar tingkat sosial ekonomi serta gender;
- Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk terutama penduduk miskin;
- Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen; dan
- Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan.
Status kesehatan dan gizi masyarakat sebagai sasaran pembangunan kesehatan yang pertama menggambarkan prioritas yang akan dicapai dalam pembangunan kesehatan.
Sasaran tersebut dikembangkan menjadi sasaran-sasaran yang lebih spesifik, termasuk sasaran angka kesakitan penyakit menular. Untuk penyakit TB, sasaran yang ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014 tertera pada tabel 1 berikut ini.
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010 tentang Tujuan Pembangunan Milenium mempertegas komitmen Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaiannya. Inpres tersebut merupakan upaya percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional tahun 2010 yang tertuang dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2010.
Laporan pencapaian MDG’s Tahun 2010 menunjukkan bahwa target 6C yaitu mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Tuberkulosis, merupakan satu satunya target MDG’s di bidang kesehatan yang telah tercapai, seperti dapat dilihat pada tabel 2 yang menunjukkan bahwa upaya pengendalian TB di Indonesia sebagai bagian pembangunan kesehatan telah dilaksanakan dengan benar dan memberikan kontribusi pada upaya pembangunan nasional.
Tabel 2. Pencapaian Target Pengendalian TB dalam Tujuan Pembangunan
Milenium di Indonesia (Kementerian PPN/Bappenas 2010)
Sumber :
Kementerian Kesehatan REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2011